Ra, Dengarkanlah Saja XV
Bismillah. Aku mulai menulis dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Begitu lho Ra. Memang harus begitu, menulis itu butuh keikhlasan dan ketekunan yang luar biasa. Kamu harus percaya apa yang aku bilang. Aku tidak memaksa kamu, tapi aku cuma berbagi ilmu tentang menulis tingkat abal-abal. Begitu aku yang aku rasakan, menulis itu adalah proses menggabungkan beberapa ide juga masalah memilih kata yang tepat untuk mendapatkan rangkaian yang sesuai. Ra, malam ini tepat 24 hari aku tidak disampingmu. Maka dari itu aku cuma bisa mengirimkan sebuah surat cinta tanda sayangku terhadapmu belum sempat terkikis dan ini karena Allah, Ra. Yakini saja begitu, karena jika pun aku berbohong, Allah masih bisa mengetahui kebenarannya. Ah, tak usahlah aku berbicara yang bukan-bukan karena nantinya kamu akan merasa bersedih lagi. Apalagi tidak ada aku di sampingmu. Aku tidak sanggup membayangkan itu terjadi padamu. Ra, melalui surat ini aku tetap mau bercerita tentang masa l