Posts

Showing posts from 2014

Just Because Everythings Changing part IV

Image
fisyaradzi.blogspot.com Tidak banyak yang kulakukan hari ini. Hanya ku lewati dengan istirahat panjang di atas kasur. Maklum saja hari minggu waktunya untuk bermalas-malasan. Itu yang terbersit dalam benakku saat ini. Hari ini kau merebahkan diri mulai dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang. Sesekali kau terbangun dari lelap. Aku mengambil ponselku, mengecek apakah ada pesan yang datang. Rupanya ada pesan singkat dari Syarifah yang menanyakan tentang tugas di kampus. Setelah membaca pesan itu aku terlelap kembali. Aku tidak sempat melihat jam berapa saat itu. Aku bahkan tidak menyadari hari yang tadi pagi mendung kini sudah cerah kembali. Saat itu yang ada hanya mata yang terasa sangat berat untuk di buka.             Aku seakan kehabisan cat untuk melukis kanvas kehidupanku hari ini. Mungkin saja aku terlalu lelah karena semalam ku habiskan waktu dengan teman  setiaku yaitu computer mini dan segela kopi ulee kareng. Matahari yang meyusuri kamarku tidak kuasa membangunkan tubuh

Dua Jam Lagi, Ayah!

Image
Image : catatansizuki.files.wordpress.com Banda aceh, 25 Juli 2005. “Bapak sudah tiada ,Nak” begitu suara sayup di ujung teleponku. Tubuhku langsung bergetar mendengar berita tersebut. Tak ada kata terbersit di mulutku kecuali hati bisu kelu berurai sedih. Mukaku pucat pasi tak bergerak, rautnya datar tenggelam dalam hening pagi mentari yang cerah. Awan yang cerah seakan merubah wajahnya menjadi hitam melihat kelesuanku di sudut ruang yang sunyi. Tanpa banyak berbicara lagi aku langsung bergegas untuk melihat wajah ayah yang sudah tiada untuk terakhir kalinya. Perlu di ketahui, aku sudah lama tidak bertemu dengan ayah, karena kesibukan kuliah di sebuah kota kecil di daerahku. Aku sudah cukup lama tidak berjumpa dengan beliau dan bahkan semasa hidupnya juga aku kurang mendapat “perhatian” dari beliau, tapi itu tidak masalah bagi aku. Mungkin karena sibuk untuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarga kecilnya yaitu ibu, aku dan adik-adikku. Aku hanya bisa berjumpa dengan

Yang : Pas atau Pantas

Image
Image :  blog.unikom.ac.id Pada tulisan sebelumnya saya pernah menulis tentang “ Menikah: Behind The Scene ” , maka ini adalah lanjutan tulisan tersebut tapi lebih spesifik tentang memilih calon suami. Sebagai lelaki ditugaskan mencari, sedangkan perempuan “ditugaskan untuk menunggu”, walaupun tidak semua perempuan setuju dengan peraturan tak tertulis ini. sekali-kali boleh dong kalau “ mon mita tima” . Setelah melihat banyak realitas yang terjadi juga berbagai cerita dari teman-teman saya yang sedang ingin melepas masa lajang, maka saya berbagi melalui dua buah cerita singkat teman dekat saya berikut.             **** Dalam hal ini saya tertarik untuk menceritakan kisah teman saya bernama Reinza. Seorang anak manusia yang kumuh, urakan, jarang mandi tapi tidak pernah lupa makan. Jangan bayangin badannya yang terlalu kurus karena sering makan. Tapi bukan itu yang menjadi pembicaraan kita, anggap saja angin lalu. Saat ini, Reinza hampir sepuluh tahun merajut hubungan asmara d

Just Because Everythings Changing part III

Image
“Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan - seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.” Image :  www.urbanlinemag.com Syarifah memang nama yang indah. Kebanyakan di pakai oleh orang orang yang katanya keturunan sahabat pada masa Nabi Muhammad SAW dulu. Tapi Syarifah ini sangatlah berbeda, Ia bukanlah keturunan dari orang-orang tersebut. Ia hanya wanita biasa yang terlahir dari keluarga yang biasa pula. Ayahnya sudah meninggal ketika dia baru memasuki usia 14 tahun. Saat itu ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Kira-kira pada saat kelas 2. Seperti kebanyakan orang, dia sangat terpukul apalagi  harus  kehilangan  seorang ayah, sosok yang selalu memberi semangat hidup kepada nya. Ketika itu Syarifah masih belajar di sebuah pesantren yang terkenal di daerahnya. Pesantren tersebut telah mencetak banyak mutiara penerus bangsa yang setia men

Kampus Impian

Image
Hari ini UIN Ar-Raniry seperti biasa. Di sibukkan dengan berbagai aktifitas civitas akademika dan mahasiswanya. Dikantin Jamiah, terlihat sangat ramai. Banyak mahasiswa di sana yang sedang membaca berbagai macam buku sebagai referensi. Ada yang terbitan lokal, nasional bahkan luar negeri seperti dari Malaysia hingga belahan bumi Eropa. Di tengah-tengah mereka juga terdapat beberapa professor yang senantiasa berdiskusi hebat tentang berbagai macam persoalan. Peserta diskusi tidak ada batasan mulai dari mahasiswa tingkat awal hingga akhir. Sangat alot. Sekali-kali mereka -para profesor-  mengernyitkan kening melihat mahasiswanya yang semakin hari semakin maju. Seakan ilmu yang mereka miliki terasa kurang ketika menjawab banyak pertanyaan juga pernyataan kritis mahasiswanya. Diskusi semakin hidup ketika beberapa argumen saling di adu. Seraya mahasiswa dan professor membolak-balikan lembaran kertas referensi untuk mempertahankan argumen demi menstimulasi jejaring sel otak demi mentranfe

Just Because Everything Changing part II

Image
Apa yang benar dan mungkin kemarin, hari ini dipertanyakan dan mungkin esok bisa salah. Image :  sharyrus.blogspot.com Dua hari setelah lebaran Idul Adha, masih banyak orang yang mengunjungi sanak familinya. Ada yang sekedar untuk bersalam-salaman, ada juga yang ingin melepas rindu karena lama tak bersua. Ada juga yang bersilaturrahmi karena ingin menguburkan dosa masa lalu karena sebuah pertikaian. Banyak ragam insan merayakan hari besar Islam nan indah itu. Lain halnya dengan diriku, aku hanya terdiam sendiri di rumah. Aku menunggu kunjungan orang lain saja karena memang rumah keluargaku adalah tempat berkumpul keluarga besar kami.             Jam menunjukkan pukul lima sore, terlihat masih banyak tamu yang bergentayangan di ruang tamuku. Aku tak ambil peduli, setelah bersalaman aku langsung mengasingkan diri ke kamar tidurku. Biasanya aku hanya bisa sms -an ataupun facebook -an seharian suntuk di ruangan 5x4 tersebut. Hari ini ada yang berbeda, di dalam pengasinganku

Just Because Everything Changing part I

Image
“Kecantikan bukan berada pada raut wajah, dia terpancar bagai serunai sinar dari dalam hati.”  Kahlil Gibran (1883-1931). dreamnfun.com           Jam menunjukkan jam setengah lima sore, sudah masuk waktu kuliah mata kuliah di semester ini. Aku tak ingin beranjak dari tempat tidur untuk mengikuti pelajaran yang bikin jantung berdetak lambat. Saking bosannya, tak ada yang mau memperhatikan sang guru yang memberi wejangan sore. Hanya beberapa penjilat muda yang selalu bersuara lantang mengejar nilai yang tak berbobot harganya. Walaupun begitu aku berusaha untuk mengejar sang waktu untuk sampi keruangan secepat mungkin. Hanya butuh beberapa kata-kata keramat untuk merayu sang guru kalau saja nanti terlambat. Seperti biasa, alasan lama pun lahir di ingatan secara spontan. Dan seperti yang terprediksi olehku, aku telambat hampir setengah jam untuk mengikuti pelajaran yang sangat aneh ini.             “Kenapa terlambat kamu, Amin ?” tanya sang Guru.             “Biasa buk, mac

Kisah kasih Sejarah

Image
Image :  ahmadsamantho.wordpress.com Sejarah adalah suatu bidang ilmu yang kadar sunjektifitasnya sangat tinggi. Seajarah ditulis kebanyakan untuk kepentingan suatu kelompok saja, bahan propaganda juga untuk melegitimasi kekuasaan yang berkepanjangan. Sejarah juga banyak digunakan untuk kendaraan politik para pemilik perintah untuk menunjukkan taring pada masyarakat bawah. Dan kita masyarakat biasa hanya bisa menerima tulisan sejarah itu tanpa menyelidikinya lebih lanjut. Pernah suatu ketika, beberapa muris saya menanyakan tentang sejarah perjuangan (kalau tidak ingin mengatakan pemberontakan) GAM. Spontan saja saya bertanya balik kepada mereka, “Kalian mau mendengar sejarah versi siapa? Indonesia kah atau pun dari sudut pandang masyarakat aceh?”. Tentunya pilihan menetukan versi akan serta merta membuat kisah yang mereka dengar akan berbeda. Kisah perjuangan heroik berbanding dengan label pemberontak. Dua poin yang mempunyai jurang pemisah yang sangat curam. Kisah pengalaman

Cerita Teman

Image
Dokumen Pribadi Waktu membawa perubahan besar kepada kami. Dulu, sekarang, dan esok. Kami tidak menyapa, kemudian menyapa. Dan kembali lagi tidak menyapa. Dan pada akhirnya kami tetap ingin menyapa. Kami selalu merasa kurang jika salah satu diantara kami hilang. Terkadang kami ingin pada satu waktu berkumpul hanya untuk berbagi cerita. Kami selalu rindu masa itu. Dimana kami berkenalan kemudian menjadi sebuah keluarga. Kemudian kami di biarkan pergi masing-masing. Bahkan ketika bertemu hanya tersenyum tidak menyapa seperti dulu. Tidak ada waktu walau hanya untuk secangkir minuman. Kami merasa tidak butuh bahkan tidak ingin menyapa lagi. Kami selalu beranggapan diri benar sendiri tetapi tetap saja kami rindu dimana kami saling berbagi. Kami teman, kami sahabat, kami saudara dan kami musuh, namun kami tidak pernah membenci, dan tibalah saat dimana kami saling merasa hilang. Kami merasa ada yang kurang. Kami merasa sesuatu dari kehidupan kami pergi. Kami merasa bagian dari diri k

Selamat, Husnul.

Image
Sumber Gambar : Dok. Pribadi Husnul Khatimah Surat ini ku tulis untuk kamu pelita desa yang tak mau menyerah untuk memperdulikan keadaan anak bangsa. Tidak banyak anak muda sepertimu yang mau untuk mengambil bagian memikirkan nasib anak-anak penerus urat nadi untuk pembangunan daerah. Seorang intelektual yang aku lupa namanya pernah berkata, untuk memajukan suatu daerah kita harus membangun sumber daya manusia. Dan jalan satu-satunya adalah melalui peningkatan pendidikan. Dan kamu melakukannya dengan baik. Banyak orang mungkin menilainya kamu sudah gila. Dan menurutku kamu benar-benar gila. Karena kamu membenamkan dirimu untuk benar-benar gila demi pendidikan anak-anak di tempatmu. Bagi ku dan banyak teman-teman seumuran denganmu, kamu adalah representatif anak bangsa yang tidak mengenal lelah demi meraih cita-cita luhur. Cita-cita luhur untuk meningkatkan kualitas dan daya saing anak bangsa kelak. Tidak sedikit keringat yang kau peras, juga tidak sedikit air mata yang kau tumpa