Just Because Everything Changing part II


Apa yang benar dan mungkin kemarin, hari ini dipertanyakan dan mungkin esok bisa salah.

Dua hari setelah lebaran Idul Adha, masih banyak orang yang mengunjungi sanak familinya. Ada yang sekedar untuk bersalam-salaman, ada juga yang ingin melepas rindu karena lama tak bersua. Ada juga yang bersilaturrahmi karena ingin menguburkan dosa masa lalu karena sebuah pertikaian. Banyak ragam insan merayakan hari besar Islam nan indah itu. Lain halnya dengan diriku, aku hanya terdiam sendiri di rumah. Aku menunggu kunjungan orang lain saja karena memang rumah keluargaku adalah tempat berkumpul keluarga besar kami.
            Jam menunjukkan pukul lima sore, terlihat masih banyak tamu yang bergentayangan di ruang tamuku. Aku tak ambil peduli, setelah bersalaman aku langsung mengasingkan diri ke kamar tidurku. Biasanya aku hanya bisa sms-an ataupun facebook-an seharian suntuk di ruangan 5x4 tersebut. Hari ini ada yang berbeda, di dalam pengasinganku ini tiba-tiba hadir sebuah sms dari Syarifah. Bak Guntur di siang bolong yang menghantam bumi, aku terkejut bukan kepayang. Jarang-jarang Syarifah meng-sms aku, apalagi siang-siang begini.
            “Lagi ngapain, Akhi ?” begitu tanyanya dalam sms itu.
            Wow, aku berfikir dalam hati. Beruntung sekali hari raya kali ini, dapat sms dari Syarifah gitu lho !!! Aku langsung membalasnya di bumbui dengan beberapa kata selamat hari raya.
            “Lagi nungguin tamu,nich Ifa” balasku dengan membumbui sms-nya dengan beberapa kata ucapan selamat lebaran.
            “Owh, banyak ya tamunya !! Gak kemana-mana Akhi lebaran nih”,timpalnya.
            “Iya Ifa, lumayan. Kan rumah Akhi, rumah induk tempat ngumpul keluarga besar Akhi, ya gitu deh, belum sempat kemana-mana pun kali ini,” jawabku.
            “Kasihan deh Akhi-nya. Kami lagi jalan-jalan nih” balasnya sambil ngeledek aku.
            “Biarin, kan enak di rumah. Bisa tidur-tiduran. Eh, jalan-jalan sama siapa Ifa,?” Tanya ku seraya menyelidiki.
            “Jalan-jalan sama saudara sepupu, Min!! Kenapa emang?”jawabnya kecut.
            “Amin piker, jalan-jalan ma pacarnya Ifa” balasku sambil memancing dengan ledekan. :P
            “Bukan hai, akhi. Pacar Ifa gak ada di sini, dia di negeri seberang. LDR kami, tapi mungkin juga gak akan bertahan lama. Bulan lalu dia berencana untuk lamar Ifa, tapi Ifa-nya yang gak mau, karena masih muda, ” jelasnya rinci.
            “Owh, githu ya.” Jawabku santai tanpa berperasaan apa-apa.
            “Ya sudahlah akhi ya, Ifa sudah nyampe ke rumah nech,” Syarifah mengakhiri smsnya.
            Tak terasa mentari pun mulai menarik selimutnya di ufuk barat. Rupanya sudah hampir magrib, waktu begitu cepat berlalu. Tiada lagi sms dari Syarifah, aku bergegas berkemas menuju kamar mandi untuk bersiap ke mesjid.

************************************************
            Kata orang, kalau ada gadis yang curhat kepada pria bisa jadi dia menaruh perasaan terhadap pria itu. Aku sih tak ambil peduli dengan pendapat ini. Bagiku, semua sama saja. Banyak sahabat-sahabatku yang berucap demikian, setiap cewek akan sukarela menceritakan semua isi hatinya pada seseorang yang ia menaruh perasaan. Baik itu tentang kehidupan pribadi dia, pacarnya, ataupun keluarganya. Apa mungkin, ya?? Pikir ku dalam hati, seingatku banyak juga gadis-gadis yang curhat setiap hari pada aku. Kan gak mungkin semua gadis menaruh perasaan padaku. Apa mungkin Syarifah menyimpan perasaan tersebut terhadapku? Itu masi kabur pada saat itu.
            Yang penting hari ini aku sudah punya pacar yang selalu setia padaku. Rahma adalah wanita yang beruntung itu yang kini menemani hidupku. Parasnya cantik, manis, mengerti semua kebutuhan hidupku. Dia juga bisa menjadi calon ibu yang kuat untuk anak-anakku kelak setelah menikah, Insya Allah. Bagiku, Rahma adalah sosok wanita yang  sangat ku idamkan dari dulu, ketika masih kami duduk di bangku SMA. Walaupun kami berbeda sekolah, kami sering berjumpa. Tak jarang pula kami ketahuan oleh orangtua Rahma. Banyak waktu yang kami habiskan bersama sejak sebelum ataupun sesudah mengikat janji setia akan selalu bersama dikala senang dan susah.
                        ************************************************
            Awal kuliah kembali semuanya terlihat biasa saja. Kembalilah tugas yang menghadang gerak kami untuk menamatkan kuliah. Belum lagi beberapa deadline tulisan yang harus di selesaikan segera. Syarifah juga bersikap seperti biasa, tak ada yang berubah. Kami sering bercanda bahkan melebihi batas. Setelah Syarifah curhat tentang pacarnya yang hendak meminang, aku sering menanyakan kelanjutan cerita itu. Syarifah terkadang marah kalau aku bertanya tentang kelanjutan kisah assmaranya itu.
            “Gak, usah Tanya-tanya itu lagi. Ifa mau selasain kuliahku dulu. Gak mau mikir dia lagi” jawabnya.
            “Kalau Ifa sudah tamat kuliah, Akhi pun boleh datang ke rumah untuk minang Ifa, Oke !! tandasnya sambil berlalu dari hadapanku.
            “Seriuskah dirimu, Ifa??” jawabku dengan nada bercanda.
            “Iyaaaaaaa, serius !!!!!
            “Sipppp banget, Fa. Tenang aja !!!!!!!! Cihuy… 


Comments

Popular posts from this blog

(Karena) Lelaki itu Tukang Olah

Jampok

Bansa Teuleubeh +