(Karena) Lelaki itu Tukang Olah

                  

Image : joelpantora.blogspot.com

Hari ini saya tanpa sengaja membaca personal message BBM dari salah seorang teman saya. Pesan itu berbunyi “Lelaki itu tukang olah”. Begitulah bunyi PM tersebut. Saya agak terkejut sekaligus tertawa terkekeh. Ada benarnya sih Personal Message tersebut. Mungkin si teman ini menjadi korban atau pun bisa saja melihat realita yang terjadi di sekitarnya. Ya begitulah mungkin fenomena yang terjadi sekarang.
Namun sebelum itu saya ingin menjelaskan apa sih itu makna dari kata “Olah”. Olah adalah kata-kata yang menunjukkan sebuah pekerjaan tentang bagaimana cara seorang lelaki untuk mendekati perempuan yang disukainya. Olah ini merupakan cara awal untuk mengenali pasangan yang menjadi targetnya. Banyak cara sih yang dilakukan oleh lelaki untuk mendapatkan hati pasangannya. Mengapa mereka melakukan ini. secara tersirat kita sudah dapat mengetahui akalnya yaitu untuk meluluhkan hati pasangannya. Mungkin saja untuk sesaat, mungkin saja -apabila mengena dihati- akan abadi selamanya. Namun biasanya hanya untuk coba-coba. Apalagi untuk anak-anak yang masih labil. Dan ada juga yang sudah tua tapi masih bisa dikatakan labil. Wah, aneh sekali mereka meniti hidup. Sudah tua kok masih labil. Labil dalam berprinsip, labil dalam mengambil sebuah keputusan.

            Oke, sekarang saya ingin membagi sedikit pengalaman tentang cara olah-mengolah. Perempuan kok diolah ya. Mau jadi apa nanti kalau setelah di olah namun gagal. Kalau boleh saya bermain tebak-tebakan, perempuan itu akan jadi, apa ya. Entahlah. Sekarang kita fokus ke cara mengolah lagi ya.

            Langkah yang pertama dan yang sangat umum adalah kenalan, tukaran nomor handphone, tambahin teman di FB, Twitter ataupun BBM. itu sangat lumrah terjadi di masa sekarang. Ah, sederhana dan otomatis gratis. Setelah itu maka dimulailah percakapan melalui chatting di FB, mention di Twitter dan lain sebagainya. Anda lebih mengerti daripada saya. Semoga saja begitu. Setelah merasa klop, berlanjutlah ke arah selanjutnya.

            Selanjutnya cara sederhana adalah dengan menawarkan untuk membuat tugas kuliah (bagi yang kuliah), ajak makan bareng, ajak nongkrong bareng, ajak hunting bareng, ajak nulis bareng, dan yang paling bodoh adalah mengajak jalan berdua. Mengapa saya anggap ini bodoh? Karena secara logika, si calon pasangan ini akan berfikir dua kali untuk mau menerima ajakan kita. Toh, baru kenal sudah ngajak jalan. Daripada ngajak jalan, lebih baik mengajukan ajakan lainnya.

            Untuk langkah lainnya tentu saja ya sering-sering berkomunikasi. Kalau dalam bahasa keren anak muda sekarang disebut keep in touch. Ya lebih kurangnya begitu. Sebelum itu saya ingin mengingatkan pembaca, jangan sekali-kali menuduh saya sebagai seorang playboy. Saya tahu banyak tentang langkah olah mengolah karena saya terlanjur di cucuki oleh pikiran-pikiran galau teman-teman saya. Saya hanya belajar dari mereka yang lebih berpengalaman dari saya.

            Semakin sering berkomunikasi maka semakin klop sebuah hubungan. Baik itu hubungan asmara, pertemanan dan lainnya. Percaya itu, Kawan. Saya yakin setelah ada kecocokan dalam berkomunikasi, olahan Anda semakin sempurna. Sempurna belum tentu dia ingin merajut cinta dengan Anda. Itu yang perlu Anda cam-kan baik-baik. Karena ada beberapa tipe perempuan yang sangat fair terhadap semua orang baik laki-laki juga perempuan. Anda jangan sampai ke-GeEr-an terhadap sikap si dia terhadap Anda. Ada juga yang sangat tertutup terhadap laki-laki. Namun ketika dia merasa nyaman dengan lelaki tersebut, dia akan sangat terbuka. Begitulah perempuan. Susah ditebak dan “ditembak”.

            Setelah ada sedikit penjelasan di atas, saya ingin memberi sedikit masukan kepada tim pengolah perempuan ini, janganlah teman-teman keasyikan dalam mengolah banyak perempuan. Saya yakin dan percaya, semakin banyak Anda mengolah, para bidadari cantik ini akan menjauhi saudara. Mereka akan tahu akal bulus saudara. Kekuatan “promosi” dari mulut ke mulut itu sangat berbahaya lho. Dan yang menjadi promotor itu perempuan. Bisa dibayangkan bukan? Saya Cuma menitip pesan, teman-teman boleh menjadi lelaki pengolah tapi hanya untuk satu jenis “produksi”. Tetapkanlah pilihan dan hati saudara. Karena kita lelaki, bukan untuk dipilih namun memilih. Memilih yang baik menurut kita dan agama.