Aneh bin Mustahil
Tanpa
sengaja saya berusaha mengikuti jejak rekam saya ketika di pondok dulu. Ya,
benar sekali pondok pesantren. Berusaha mengulang kaji beberapa hal yang kalau
diingat membuat hati tertawa lebar. Ya percaya tak percaya sih, tapi saya dan
teman-teman sudah melakukan hal-hal besar. Dan hal besar tersebut tidak mungkin
diulangi lagi. Sungguh sangat indah. Saya menulis ini hanya untuk nostalgia
belaka. Tidak untuk membanding-bandingkan dengan sekolah di luar (dibaca : SMU). Disini
saya mendeskripsikan beberapa hal aneh nan ajaib yang sudah kami lakukan di
masa lalu.
Pertama,
kami adalah manusia yang tidak takut pada hantu ( iblis cs). Adalah kebiasaan
kami para senior untuk cabut (keluar) dari pesantren setiap malam minggu. Untuk
apa cabut? Tak banyak, hanya untuk menonton bola. Itu saja. Pacaran gimana? Itu tidak masuk kamus, karena
santriwati itu lebih cantik. Dan rute yang kami lalui untuk menonton bola itu
adalah pemakaman umum yang terkenal angker. Bahkan setiap malam jum’at ada yang
mendengar suara-suara aneh di pemakaman tersebut. Apakah kami takut? Maaf, kami
lebih takut kepada ustazh daripada hantu. Pernah sekali waktu kami terpaksa untuk
bermalam di atas kuburan yang masih sangat baru. Kalau saat ini di suruh untuk
mengulanginya, kami akan berpikir ulang.
Kedua,
makanan. Berbicara makanan itu sangatlah sensitif. Setiap pagi kami harus
menikmati sambal. Pedas, tanpa rasa. Ya begitulah kira-kira. Harus menikmati
ikan tongkol selayaknya disebut kayu. Dan hari raya kami adalah hari dimana
bisa makan ayam, biasanya hari Minggu dan Jum'at. Makan sepiring sendiri itu mainstream. Sepiring berdua jarang
ditemui. Sepiring bertiga, biasa aja. Berempat lebih utama. Tempat makannya
biasanya disamping toilet. Apakah kami jijik? Biasa aja. Sambil mandi, caluk[1]
sana-sini.
Ketiga,
merokok selayaknya SCTV, satu untuk semua. Sebatang rokok A Mild untuk berlima. Paling kurang bertiga. Pancung memancung sampai
ke ujung. Di saat itu jargon berbagi kasih diterapkan secara teratur. Bakda ka na’am, Bakda ka na’am, Bakda ka na’am
sampai ke ujung. Ahh.
Keempat,
perlengkapan mandi. Sebagai junior yang baik kita sangat di anjurkan berbaik
hati kepada senior. Senior hanya perlu menyediakan sikat gigi. You just only need toothbrush. Lainnya? Sudah
“disediakan” oleh junior yang berhati mulia kecuali Anda malas mandi. Mulai dari
sabun, shampoo, pasta gigi. Bisa gonta-ganti. Hari ini Lifebouy, besok Shinzui.
Hari ini shampoo Clear, besok lusa Dove. Anything
for senior lah.
Kelima,
kalau guru berhalangan hadir kita bisa tidur di kamar sesuka hati. Toh, kamar
hanya sekali loncat. Sangat menarik bukan. Kalau ketahuan, rotan jadi santapan.
Itu hal biasa. Tentunya kita harus bertanggungjawab atas kesalahan kita. Apakah
dihantam rotan itu sakit? Ya sakit, tapi bahagia.
Keenam,
pacaran. Di zaman kami yang sudah agak modern, surat menyurat itu masih sangat
di andalkan. Merpati posnya siapa? Biasanya adik kelas yang punya kakak atau
abang. Mereka sangatlah berjasa dalam proses percintaan kami. Hidup mati kami ada pada keberhasilan mereka mengantar khabaran dari kami. Lagi-lagi, kami hanya
takut pada ustazh dan ustazah. Telepati jarak jauh pun ikut andil. Tepatnya disebut
bahasa isyarat. Ada beberapa teman saya yang sangat pandai berkomunikasi melalui
bahasa isyarat dengan si jantung hati. Saya menyarankan untuk tidak di
imajinasikan. Itu bakat yang tidak alami. Perlu di asah setiap waktu.
Selain
itu juga mengirim surat lewat buku perpustakaan juga patut di acungi jempol. Jalan
ini juga perlu di perhitungkan. Bukanlah hal yang mustahil.terbukti beberapa
teman saya berhasil menambat hati melalui surat “online” melalui buku
perpustakaan. Tak lupa pula diselipkan beberapa lirik lagu dalam suratnya.
Begitulah
perilaku aneh nan ajaib kita di masa itu. Ada yang boleh di contoh, ada juga
yang wajib ditinggalkan segera. Bagi yang pernah melakukannya, jangan tersenyum
sendiri. Kita perlu sedikit berbangga, Kawan.
*Berikut adalah judul lagu yang jadi hits dalam surat
“online” (bukan email).
a. wali : dik
b. bunga citra lestari : sunny
c. st12 : satu jam saja.
d. astrid : jadikan aku yang kedua.
e. peterpan ft chrisye : menunggumu
dll.
Comments
Post a Comment