Cantik Itu

Image : ukhti778.blogspot.com
Terima kasih karena masih menanti tulisan saya. Saya hari ini tidak akan menulis tentang cinta-cintaan. Juga bukan perpolitikan. Bukan juga umpatan. Hari ini saya ingin sedikit berbicara, eh maksudnya menulis tentang kita. Ya, tentang laki-laki dan perempuan. Tentang bagaimana kita memandang lawan jenis. Tentang apa yang kita inginkan dari lawan jenis kita. Tentang bagaimana seharusnya kita memilih pasangan. Tentunya pembaca akan bertanya-tanya, bagaimana sih pasangan yang cocok untuk kita? Karena sudah banyak sahabat saya yang terindikasi memiliki penyakit “single”. Sejauh yang saya tahu, belum ada obatnya. Barangkali sahabat-sahabat saya ini terlalu pemilih. Atau bahkan karena sebuah stigma negatif, ia mundur dari pencarian pasangannya.
            Saya perlu garis bawahi ini bukan tentang cinta, tapi ini masalah selera. Anda boleh percaya atau tidak. Tapi buktikan saja kalau saya tidak berbohong. Ya, hari ini saya dan beberapa teman lainnya mendapatkan banyak pencerahan. Ini terjadi ketika guru kami melemparkan sebuah pertanyaan –menurut saya- yang sangat berkelas. Pertanyaannya adalah bagaimana kriteria pasangan yang diidamkan oleh laki-laki dan perempuan secara umum. Setelah mendengar pertanyaan itu, Pembaca bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya. Ada dari kami yang tertawa cengengesan, ada juga yang suit-suitan. Ada juga yang tersenyum sipu. Dan banyak tingkah aneh lainnya. Yang paling aneh adalah saya. Saya hanya mengangguk-ngangguk kepala seraya bertanya dalam hati,”Apa ya ?”
            Setelah sedikit rebut, muncullah jawaban dari teman-teman cowok. Ada yang menjawab perempuan idamannya harus cantik, putih, mulus, dan berperawakan menarik. Sedangkan dari teman-teman cewek menjawab kalau pasangan idamannya itu harus smart, dan baik. Secara umum laki-laki itu melihat pasangan dari fisik sedangkan perempuan melihat pasangannya dari sikapnya. Bagaimana menurut pembaca? Apakah pembaca sependapat dengan pernyataan itu?
            Mendengar pernyataan yang keluar dari pikiran kami, guru kami ini sedikit tersenyum. Beliau menjelaskan bahwa pemikiran kami terhadap pasangan yang harus smart, cantik, mulus itu hanyalah sebuah pembenaran umum yang terbentuk secara sistematis dan terstruktur. Namun kita tidak pernah sadar akan hal itu. Beliau melanjutkan bahwa media massa menjadi salah satu bagian yang sangat besar pengaruh dalam membentuk kebenaran umum tersebut. Lebih lanjutnya beliau mencontohkan kita sudah sangat terjebak ketika melihat penggambaran di iklan produk kecantikan di berbagai Tv. Dan dalam iklan itu digambarkan perempuan itu harus putih apabila mau tampil cantik.  Harus tanpa jerawat apabila ingin menjadi menarik. Harus mempunyai kulit yang mulus apabila ingin menambahkan aura keanggunan. Dan banyak lagi penggambaran lainnya. Pernahkah pembaca sadar akan hal itu? Kalau sudah sadar, ya syukur. Kalau belum sadar, cepatlah kembali ke jalan yang benar.
            Kami yang masih sangat lugu ini hanya menganga tanpa suara. Mulut kami tercengang lebar. Sambil melihat kami, beliau memberi penjelasan lanjutan. Menurut beliau, pada dasarnya kategori "cantik" itu hanya terletak pada bersih dan enak dilihat. Ya Cuma dua hal itu. Apabila kita sudah mendapatkan dua hal tersebut pada pasangan kita, yang lainnya hanya menjadi pelengkap belaka. Saya pribadi sangat setuju tentang hal yang diutarakan oleh guru kami itu. Menjadi sebuah barang yang mustahil ketika kita sudah berumur 50-60 tahun masih terlihat cantik dan ganteng. Tapi apabila kita masih mengamalkan “teori” cantik ataupun ganteng itu harus bersih dan enak dilihat, maka yakinilah hubungan Saudara akan bertahan selamanya.
             

            

Comments

Popular posts from this blog

(Karena) Lelaki itu Tukang Olah

Jampok

Bansa Teuleubeh +