Nasyid : Sebuah Kenangan
Saat
itu, Raihan menjadi popular dan dikenal hampir diseluruh kalangan masyarakat. Walaupun
grup nasyid bukan hanya Raihan dari Malaysia. Di Indonesia juga ada, tapi tidak
sepopuler Raihan. Mungkin pada sepuluh tahun yang lalu kita mengenal Snada dari
Indonesia, dengan lagu berbahasa campuran Inggris, Indonesia, Cina. Lagu itu
menjadi soundtrack salah satu sinetron Ramadhan ketika itu.
Dan
setelah saya memutuskan untuk bersekolah di sekolah berasrama, maka semakin
dekat saya dengan lagu-lagu bernuansa Islam ini. Di setiap hari Jum’at, selalu
ditemani oleh lagu-lagu Islami ini. Dari sinilah saya mengenal yang namanya In
Team, Brother, Justice Voice, Saujana dan lain sebagainya. Kami selaku
anak-anak yang masih lugu, sangat bangga apabila bisa menghafal lagu-lagu itu,
dengan kemampuan seadanya. Ditambah lagi dengan iming-iming lomba nasyid di
setiap perayaan hari besar Islam.
Sedikit
penjelasan, di sekolah saya, setiap ada PHBI selalu diadakan perlombaan yang
berbuansa Islam. Contohnya saja, lomba Tilawatil Qu’an, menghafal surat pendek
dan do’a pendek, adzan, berpidato dalam bahasa arab dan inggris. Dan tidak
ketinggalan pula, lomba nasyid. Lomba Nasyid adalah lomba yang paling sakral. Selain
bisa terkenal di antara sesama teman, juga bahkan bisa terkenal diseluruh
asrama. Baik di kalangan asrama putra juga asrama putri. Tidak heran jika untuk
mengikuti lomba Nasyid, harus dilakukan seleksi sebelum mewakili angkatan
masing-masing.
Setelah
tanpa usaha dan lain sebagainya, saya tidak terpilih untuk mengikuti lomba
nasyid. Mengapa demikian? Jelaslah sudah, tanpa usaha apalagi do’a. dalam hal
ini tidak terindikasi KKN kok. Kami saat itu belum mengenal KKN kok. Yang ada
hanya KKD (Kakak-Kakak Dapur). Tapi bukan itu yang ingin saya katakana. Saya masih
tergiang akan lantunan nasyid yang pertama di bawakan oleh teman-teman kelas
saya, Satu Perjuangan miliknya Brother.
“Dengan
Satu Perjuangan”
“Satu
Arah Tujuan”
“Di
Bawah Rahmat Yang Esa”
“Kita
Melangkah Seiringan”
“Satu
Perjuangan”
Saya
merinding dan terbawa suasana. Apalagi dengan lantunan “Seiringan” yang khas
cengkok melayu. Ah, tak kebayang deh. Walaupun ini tahun perdana bagi kami, ya
sudah bisa di pastikan, kami tidak menang. Dan memang benar adanya, kami tidak
menang.
****
Setelah
masa-masa itu terlewati, semakin pesat pula perkembangan nasyid. Mulai dari
band-band rock banting setir ketika bulan Ramadhan. Mereka menamakannya lagu
religi. Ya memang tidak salah, lagu religi memang tidak sama dengan nasyid. Tapi
, menurut saya, sangat disayang apabila ada yang menyamakannya dengan nasyid. Walaupun”bernuansa”
Islami. Ah, entahlah. Yang penting, hari ini saya kembali diingatkan untuk
bernostalgia dengan masa lalu saya, penuh dengan alunan lagu nasyid yang merdu
untuk di dengar.
***
“Pernah
dengar lagu Nasyid? Suka nasyid gak?”
“Sebelum Diijabkabulkan”
“Syariat Tetap Membataskan”
“Pelajari Ilmu Rumahtangga”
“Agar Kita Lebih Bersedia”
“Menuju Hari Yang Bahgia”
*Penggalan lagu In Team : Kasih Kekasih
Comments
Post a Comment