Apa Panggilan Sayangmu ?
Maaf
teman-teman, saya tidak sempat menulis semalam. Saya sangat kecapain karena
sebuah kewajiban yang harus saya selesaiakan. Nah, saya baru sempat menulis
sekarang. Di pagi yang sangat cerah dan yang pasti matahari sangat panas.
Semalam saya berfikir keras tentang apa yang akan saya berikan untuk pembaca di
hari ini. setelah lama berfikir, saya teringat tentang muda-mudi yang merajut
hubungan tanpa kejelasan yang popular dengan sebutan Pacaran. Yah, pacaran.
Tentunya pasti ada panggilan sayang terhadap pasangannya. Saya terpaksa jujur
dalam tulisan ini bahwa saya juga punya panggilan sayang untuk pasangan saya,
waktu itu. Bukan sekarang, oke.
Marilah kita menelaah beberapa panggilan sayang yang sangat populis dikalangan muda mudi saat ini. teman-teman tentu tidak asing dengan panggilan Sayang, Ayang, Bebeb. Ayolah jujur. Pasti tidak asing bukan. Ya, benar panggilan ini memang sangat popular. dan ketika pasangan kita memanggil kita dengan sebutan ini, kita dapat menebak karakter pasangan kita itu. Mereka yang memakai mebel-embel panggilan di atas, mereka itu tidak mau ribet dalam hal panggilan. Panggilan itu terlihat santai dan juga bersahabat. Bisa di panggil dimana-mana.
Selanjutnya ada panggilan Ayah-Bunda, Papi-Mami, Abi-Ummi. Benar begitu bukan ? Saya yang mendengar panggilan itu merasa sangat geli. Itu hanya perasaan saya saja. Tidak perlu di besar-besarkan. Nah, pasangan yang memanggil pasangannya dengan panggilan diatas, biasanya memiliki harapan yang sangat tinggi untuk merenda hubungan ke arah yang serius. Hubungan yang berakhir di KUA tentunya. Itu harapan terbesarnya.
Ada juga yang memanggil pasangannya dengan panggilan Adek-Abang. Nah, inilah panggilan yang menurut saya sangat enak untuk didengar. panggilan itu biasanya pasangan perempuannya itu sangat penurut, baik. Alasan lainnya karena umur yang terpaut beberapa minggu, bulan, bahkan tahun. Namun ada juga yang suka sama kakak-kakak juga tetap memakai panggilan adek-abang. Nah, jelaskan si ceweknya penurut. Kalau pembaca tidak percaya silahkan tanya kepada yang lebih berpengalaman.
Yang tidak kalah menarik adalah panggilan sayang yang di adaptasi dari budaya luar seperti Honey Bunny Sweety, Sweetheart. Ada gak di antara pembaca yang memenggil dengan nama itu ? Saya sarankan untuk segera menggantinya. Jangan tanya alasan kenapa? Tapi kalau pembaca memaksa saya akan menjawabnya. Inilah penjelasan saya. Menurut saya, panggilan itu juga akan merubah pola pikir dalam proses percintaan yang juga akan menyerupai gaya percintaan Negara Barat (if you know what I mean). Katanya cinta budaya lokal, tapi kok adaptasi panggilan sayang dari luar.
Berbicara tentang budaya lokal, saya mempunyai satu panggilan lokal yang enak di dengar, bersahabat juga penuh kasih sayang dan juga sikap saling menghormati. Panggilan itu adalah Nyak, si Nyak. Pernahkah pembaca mendengar kata-kata itu. Kalau belum saya sarankan untuk membuka kembali kamus bahasa Melayu-Aceh-Belanda terbitan 1880 yang diterbitkan di Amsterdam, Belanda.
Kita kembali ke pembahasan awal. Panggilan si Nyak dalam budaya Aceh ditujukan untuk anak –anak yang masih kecil, berparas diatas rata-rata. Sifat anak tersebut juga baik, di sukai oleh banyak orang, pandai menjaga diri (kalau tidak pandai menjaga diri bukan itu panggilannya). Disayang oleh banyak orang karena kebaikannya. Menurut saya sangat panggilan itu sangat mewakili keadaan si pasangan. Adanya unsur romantisme, kasih sayang yang tinggi, sikap saling respect dan saling menjaga perasaan.
Dalam beberapa kondisi, panggilan si-Nyak itu bukan hanya ditujukan kepada pasangan kekasih. Namun juga untuk orang-orang yang sudah sangat dekat kita. Dekat dalam artian sudah sering bersama secara hubungan emosional, kekeluargaan (sudah dianggap seperti keluarga sendiri) dan ada juga karena alasan enak untuk di dengar.
Marilah kita menelaah beberapa panggilan sayang yang sangat populis dikalangan muda mudi saat ini. teman-teman tentu tidak asing dengan panggilan Sayang, Ayang, Bebeb. Ayolah jujur. Pasti tidak asing bukan. Ya, benar panggilan ini memang sangat popular. dan ketika pasangan kita memanggil kita dengan sebutan ini, kita dapat menebak karakter pasangan kita itu. Mereka yang memakai mebel-embel panggilan di atas, mereka itu tidak mau ribet dalam hal panggilan. Panggilan itu terlihat santai dan juga bersahabat. Bisa di panggil dimana-mana.
Selanjutnya ada panggilan Ayah-Bunda, Papi-Mami, Abi-Ummi. Benar begitu bukan ? Saya yang mendengar panggilan itu merasa sangat geli. Itu hanya perasaan saya saja. Tidak perlu di besar-besarkan. Nah, pasangan yang memanggil pasangannya dengan panggilan diatas, biasanya memiliki harapan yang sangat tinggi untuk merenda hubungan ke arah yang serius. Hubungan yang berakhir di KUA tentunya. Itu harapan terbesarnya.
Ada juga yang memanggil pasangannya dengan panggilan Adek-Abang. Nah, inilah panggilan yang menurut saya sangat enak untuk didengar. panggilan itu biasanya pasangan perempuannya itu sangat penurut, baik. Alasan lainnya karena umur yang terpaut beberapa minggu, bulan, bahkan tahun. Namun ada juga yang suka sama kakak-kakak juga tetap memakai panggilan adek-abang. Nah, jelaskan si ceweknya penurut. Kalau pembaca tidak percaya silahkan tanya kepada yang lebih berpengalaman.
Yang tidak kalah menarik adalah panggilan sayang yang di adaptasi dari budaya luar seperti Honey Bunny Sweety, Sweetheart. Ada gak di antara pembaca yang memenggil dengan nama itu ? Saya sarankan untuk segera menggantinya. Jangan tanya alasan kenapa? Tapi kalau pembaca memaksa saya akan menjawabnya. Inilah penjelasan saya. Menurut saya, panggilan itu juga akan merubah pola pikir dalam proses percintaan yang juga akan menyerupai gaya percintaan Negara Barat (if you know what I mean). Katanya cinta budaya lokal, tapi kok adaptasi panggilan sayang dari luar.
Berbicara tentang budaya lokal, saya mempunyai satu panggilan lokal yang enak di dengar, bersahabat juga penuh kasih sayang dan juga sikap saling menghormati. Panggilan itu adalah Nyak, si Nyak. Pernahkah pembaca mendengar kata-kata itu. Kalau belum saya sarankan untuk membuka kembali kamus bahasa Melayu-Aceh-Belanda terbitan 1880 yang diterbitkan di Amsterdam, Belanda.
Kita kembali ke pembahasan awal. Panggilan si Nyak dalam budaya Aceh ditujukan untuk anak –anak yang masih kecil, berparas diatas rata-rata. Sifat anak tersebut juga baik, di sukai oleh banyak orang, pandai menjaga diri (kalau tidak pandai menjaga diri bukan itu panggilannya). Disayang oleh banyak orang karena kebaikannya. Menurut saya sangat panggilan itu sangat mewakili keadaan si pasangan. Adanya unsur romantisme, kasih sayang yang tinggi, sikap saling respect dan saling menjaga perasaan.
Dalam beberapa kondisi, panggilan si-Nyak itu bukan hanya ditujukan kepada pasangan kekasih. Namun juga untuk orang-orang yang sudah sangat dekat kita. Dekat dalam artian sudah sering bersama secara hubungan emosional, kekeluargaan (sudah dianggap seperti keluarga sendiri) dan ada juga karena alasan enak untuk di dengar.
Inilah beberapa panggilan sayang yang pernah saya dengar dari teman-teman yang masih pacaran. Saya doakan untuk teman-teman yang masih pacaran semoga cepat pergi ke KUA. Supaya panggilan Papi-Mami, Abi-Ummi, Kanda-Dinda, Ayah-Bunda nya legal dimata Allah dan juga hukum Negara.
Comments
Post a Comment