Pashmina oh "Pashmina"

Semua perempuan di beberapa tahun ini pasti mengenal trend jilbab pashmina. Kaum adam juga tidak asing dengan busana penutup kepala perempuan ini. Trendsetter jilbab pashmina sudah sangat digandrungi oleh perempuan negeri ini beberapa tahun belakangan. Bagi sesiapa yang memakai jilbab ini pasti akan terlihat anggun. Dengan keanggunan itu akan menambah daya tarik bagi kaum Adam.

Karena keanggunan itu saya tertarik untuk menelusuri lebih dalam tentang jilbab pasmina ini. saya tertarik menelusuri fenomena ini karena ada hal yang sangat menggelitik hati saya. Terkadang saya tertawa terbahak-bahak dalam hati melihat para gadis yang memakainya. Ada yang terlihat bagus, ada juga yang untuk melihatnya saja membuat hati saya nyesek. Ya, nyesek karena menurut saya sedikit agak over. Ada perempuan yang melilit-lilit kain jilbabnya itu sedemikian rupa, namun kelihatan kampungan.

Menurut sebuah situs yang saya baca dijelaskan bahwa Pashmina berasal dari daerah Kashmir. Kashmir merupakan lembah yang terdapat di ujung Himalaya bagian barat. Wilayah Kashmir masuk kedalam wilayah Negara India yang kini menjadi wilayah rebutan konflik politik dan perang saudara. Dalam sejarah tertulis bahwa  Kashmir berhasil membuat selendang berbahan wol antara abad 3 M dan 11 M. Namun industri ini resmi berdiri di negara Kashmir pada abad ke-15 dengan ditandai Zaynul-Abidin yang memperkenalkan penenun dari Asia Tengah.

Produksi pashmina berlangsung bertahun tahun di Kashmir dan Nepal. Pashmina sangat disukai penduduk di negara negara tersebut karena dapat memberikan kehangatan di cuaca yang dingin. Selain itu colak yang menawan dapat digunakan sebagai aksesori wanita yang melengkapi penampilan.

Secara pengartian bahasa, Pashmina berasal dari kata Persia yang berarti wol (pashm) dari kambing Pashmina atau Changthangi. Kambing Pashmina merupakan kambing khusus yang hanya bisa ditemukan di Himalaya, Nepal, Pakistan dan India Utara karena kambing ini hanya tinggal di dataran tinggi yang dingin. Begitulah sedikit penjelasan tentang asal muasal sejarah Pashmina itu sendiri.

Sekarang mari kita lihat bagaimana perkembangan jilbab Pashmina ini di Indonesia. Setiap perempuan yang sudah mengenal dunia modern tidak akan luput dengan “pengaruh” Pashmina ini. setiap hari di acara-acara besar, acara pesta, dan lain sebagainya hampir semua perempuan memadukan busananya dengan jilbab ini. ditambah lagi aksesoris yang gak jelas dan menurut saya itu kurang penting. Mungkin saja karena saya ini laki-laki ya? Tapi tetap saya kurang suka yang over. Ya, begitulah saya, sederhana itu lebih menarik.

Saya ini menanyakan kepada setiap pembaca khususnya perempuan, apa tidak ribet ketika memakai “makhluk” tersebut? Saya juga ingin menanyakan, sejak kapan pembaca sudah mengenal pashmina ini? Sebelum pembaca menjawab saya terus terang meyakini Anda baru mengenal beberapa tahun belakangan. Saya yakin itu.

Saudari-saudari saya mungkin perlu untuk sedikit menundukkan kepala sejenak. Saudari mungkin baru mengenal jilbab Pashmina 2-3 tahun yang lalu. Namun jauh sebelum itu, nenek-nenek kita sudah sangat lihai dalam mengutak-atik “Pasmina” nya. Sudah sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang mereka memakai “Pashmina” dengan kreasinya sendiri. Saudari mungkin tidak percaya apa yang saya katakan.

Mari kita sejenak merenung dan membayangkan ketika nenek dan bahkan mungkin orangtua kita (yang petani) hendak pergi kesawah. Mereka selalu mengenakan  penutup kepala yang sedemikian rupa. Secara garis besar, fungsinya sama. Yaitu untuk menutup kepala. Bahkan mereka lebih pandai dari Saudari dalam melilit dan melipat “Pashmina” kesana kemari. Saudari kalah pandai. Saya kira begitu. Yang saya ingin pesan adalah jangan sampai Pashmina yang sedemikian rupa anggun itu menyerupai “Pashmina”nya nenek saya di kampung. Dan saya akan mengacungi jempol untuk nenek saya karena masih bisa bersaing dengan Pashmina di abad modern. 


Comments

Popular posts from this blog

(Karena) Lelaki itu Tukang Olah

Jampok

Bansa Teuleubeh +