Kantin itu Telanjang
Hari
ini saya tertarik untuk mengulas sedikit perkara-perkara yang (mungkin) belum
pernah diketahui oleh khalayak ramai. Ini tentang suatu tempat yang bisa
melihat orang telanjang, melihat orang tanpa busana dan lainnya. Tempat ini
berserakan dimana-mana. Di setiap pojokan kampus, sekolah, juga kantor – kantor.
Pembaca jangan terlanjur terkejut. Saya tidak bercerita tentang hal yang cabul,
pornografi apalagi porno aksi. Saya hanya bercerita tentang sebuah tempat
yang bernama kantin. Ya memang di
kantin, Pembaca bisa menelusuri perangai, tingkah laku, juga sikap seseorang. Anda
boleh percaya atau tidak, tapi saya sarankan untuk menguji kebenaran ini
sesekali.
Saya
sudah membuktikan apa yang saya katakan ini. Dan sekarang saya berniat untuk
berbagi dengan Saudara. Nah, begini. Sekali waktu saya duduk di salah satu
kantin di kampus saya. Di pojok kantin terlihat beberapa orang dosen yang
sedang bercengkarama. Tanpa sengaja, saya mendengar beberapa ocehan yang
menyudutkan dosen lainnya. Ada beberapa kali terdengar kata-kata makian.
“Panee na nyan si gam nya. Pue jeut jieh?”
Terbukti
kan, dia menelanjangi oranglain di hadapan koleganya. Memang dilakukan secara
tak sadar. Atau pun bisa jadi sudah menjadi kebiasaannya. Dari sini kita sudah
bisa menebak bagaiamana kepribadian orang tersebut. Setidaknya sebagai hipotesa
awal, dia itu suka menggunjing orang lain.
Dikantin
juga Saudara bisa melihat rasa sosial dia. Bukan ingin menghakimi, ini menurut
pendapat saya sendiri. Apabila berkumpul ngopi dalam satu meja, kita akan
memesan makanan yang kita sukai. Memang tidak ada yang aneh. Yang nyesek itu
adalah ketika pembayarannya. Saat ini akan terlihat dia tipe orang yang
bagaimana. Ada yang tingkat dermawannya tinggi dan juga ada yang rendah. Bahkan,
bagi yang dermawannya rendah, menghitung harga minimum apa yang dia makan. Yang
parahnya lagi, ia tidak segan-segan untuk meminta kembalian yang hanya seribu
rupiah.
“Uang
kembalian untuk aku seribu lagi.”
“Aku
kan tadi minum kopi 4.000, makan kue 4.000 dan kacang 1.000.”
“Semuanya
9.000. jadi kan ada lebih seribu.”
Ah,
parah.
Di kantin
juga Anda bisa melihat bagaimana keseharian seseorang. Pendiamkah dia, suka
pamer kah dia, ataupun dia seorang pemimpin. Itu akan terlihat secara telanjang
di sudut-sudut kantin. Perhatikanlah. Cuma butuh kejelian mata dan ketenangan
dalam bersikap. Itu saja. Ini tidak di ajarkan di bangku kuliah lho.
Comments
Post a Comment