Akhirnya, Ra

Ra, beberapa hari yang lalu aku menyempatkan diri untuk membaca chat lama kita. Masih terlihat utuh bagaimana masa awal kita berkenalan. Waktu itu aku ingat betul bagaimana fesbuk mencengkeram malam-malam kita. Di mulai dengan ucapan salam, seolah-olah aku seorang alim padahal dhalim, kala itu. Alhamdulillah sekarang, berkat kamu aku sudah jauh sedikit baik. Ra, banyak hal-hal yang terngiang kembali, lho. Semisal ketika sering bersama dan menjadi bahan tertawaan teman sekantormu. Nah, kita bisa apa kan. Jalani aja apa yang masih bisa di jalani.

Ra, selanjutnya ada sekali waktu kita tidak lagi berhubungan, entah karena akunya yang kurang perhatian atau kamu nya yang sudah sangat sibuk dengan tugas yang menumpuk. Aku, saat itu, mulai mundur teratur, mungkin juga kamu berpikiran yang sama dengan pilihanku. Tapi ya Alhamdulillah pada akhirnya untuk pertama kalinya setelah sekian tahun kita bisa melakukan napak tilas dengan jalan-jalan yang masih sama seperti dulu. Kamu pura-pura kuat, padahal kamu sudah duluan lelah mengikuti gerakan langkah cepatku yang masih belum berubah. Akhirnya ya Ra. Setelah sekian lama.

Comments

Popular posts from this blog

(Karena) Lelaki itu Tukang Olah

Jampok

Bansa Teuleubeh +