Sabang First Trip
Saat
itu, saya yang masih lugu nan baik, yang
juga belum terlalu lihai bergaul dengan oranglain, menyusuri ibukota
yang dulu pernah menjadi lautan manusia ketika referendum 1999. Lalu menjadi
lautan mayat pada tsunami 2004. Saya menyusuri jalan-jalan yang sudah cukup
megah untuk sekelas ibukota provinsi (dalam pikiran saya). Ada banyak
persimpangan, yang dikenal dengan simpang 5, bahkan yang lebih ekstrem lagi ada simpang 7. Seumur-umur
saya hanya pernah mendengar simpang 3 atau yang lebih banyak itu simpang 4. Tidak
lebih dari itu. Nah, di Kutaraja saya menjumpai simpang 5 dan simpang 7. Bukankah
itu hal yang sangat fenomenal?
Jelang
pergantian tahun, biasa disebut dengan tahun baru, pada tanggal 30 Desember
2009 saya menyebrang ke pulau Weh. Pulau Weh? Kedengaran asing bagi saya. Yang
saya tahu, itu pulau Sabang. Salah satu wilayah administratif di provinsi NAD
(saat itu). Kalau pada saat satya SD, (lagi-lagi) pada buku IPS kelas 5 tertera
Kotif Sabang. Saya masih memainkan gambaran pikiran saya yang terekam jelas
ketika SD dulu. Akhirnya tanpa persiapan yang matang, saya berangkat dari
pelabuhan Ulee Lheu ke pulau Weh,Sabang.
Terdengar
elit, ketika bisa merayakan tahun baru di pulau Titik Nol Indonesia. Malam tahun
baruan di pulau yang eksotis yang dikenal dunia, bukankah itu kedengaran
fantastis? Akhirnya tepat jam 7 malam, saya menjejakkan kaki di pulau Weh
Sabang. Bersama dengan Khalid, yang sudah pernah ke Sabang, saya merasa sangat
senang. Saking senangnya saya dan Khalid langsung turun dengan terburu-buru ke
daratan. Setelah beberapa saat, kami menjejakkan kaki di muka pelabuhan.
Ada
hal yang tidak kami duga, motor yang kami kendarai diperiksa oleh beberapa
orang polisi. Seperti di film-film Hollywood ketika kita melintasi tapal batas
USA-Mexico. Kami agak cemas. Karena hal yang tak terduga akan segera muncul
apabila diperiksa oleh pasukan berbaju cokelat ini. Namun akhirnya kami selamat
dari interogasi yang hanya sesaat ini. dalam pikiran saya, sebegitu sulitkah
bagi saya untuk melawat ke Sabang ini? Atau jangan-jangan, Sabang sudah menjadi
wilayah diluar Aceh, yang untuk berkujung saja harus melewati ritual
pemeriksaan. Pada saat itu, saya belum mengenal istilah Tabayyun, jadi maklum
saja, Teman.
****
Malam
pertama di Sabang. Saya hanya mengikuti kemana saya di bawa oleh Khalid. Saya tidak
tahu bagaimana Sabang sebelumnya. Saya hanya duduk, diam , tenang dan bersahaja
di belakangnya. Sekali-kali ia menanyakan saya kemana tujuan kami. Saya hanya
menjawaab terserah, dan menyerahkan petunjuk arah padanya. Hampir satu jam kami
mengelilinginkota Sabang atas dan bawah, juga menyusuri jalanan Sumur Tiga
(saat itu saya belum tahu apa nama daerah itu) yang gelap. Juga menyusuri
turunan daerah Gapang (juga masih buta) yang sunyi.
Setelah
lelah “jalan-jalan” kami memutuskan untuk mencari penginapan. Penginapan ?
menjelang tahun baru mencari penginapan apalagi yang murah adalah mustahil
(saya tahunya belakangan). Hampir satu jam juga kami mutar-mutar, naik-turun,
dan akhirnya tidak ada juga. Dan planning selajutnya adalah mencari penginapan
gratis umat Islam yaitu Mushalla. Dan malam pertama yang tenang akhirnya
terlewati dengan sempurna. Bagaimana dengan malam kedua? Malam kedua sama saja,
mushalla menjadi tempatan yang sederhana.
Berbicara
tentang perjalanan menjelajahi pulau sabang, hampir semua wilayah kami
jelajahi. Mulai ke Titik Nol sampai ke Anoe Itam, juga ke Keuneukai sampai ke
gunung api. Juga ke air terjun dan juga danau Aneuk Laot. Yang tidak saya
jumpai di Sabang adalah sungai.
***
Setelah
dua hari dua malam menyusuri kota Sabang yang tenang, kami kembali ke Kutaraja.
Pagi-pagi buta, kami berjalan melewati jalanan yang masih sangat dingin untuk
berebut tiket kapal yang sudah dikerumuni para penumpang. Jam enam pagi, loket
pembelian tiket sudah mulai di buka, dan terlihat antrian yang lumayan panjang.
Setelah menunggu beberapa saat, tiket pun kami dapati. Kutaraja, we are coming
home….
Assalamualaikum ..
ReplyDeleteSalam Saya Driver & Tour Guide From Banda Aceh.
Sesiapa nak Melancong ke Banda Aceh & Sabang sila contact saya
whats app : +6285277823343
Call/sms : +6285277823343
FB : www.facebook.com/Bandaachehtour
Terima kasih