Dua Jam Lagi, Ayah!
Image : catatansizuki.files.wordpress.com Banda aceh, 25 Juli 2005. “Bapak sudah tiada ,Nak” begitu suara sayup di ujung teleponku. Tubuhku langsung bergetar mendengar berita tersebut. Tak ada kata terbersit di mulutku kecuali hati bisu kelu berurai sedih. Mukaku pucat pasi tak bergerak, rautnya datar tenggelam dalam hening pagi mentari yang cerah. Awan yang cerah seakan merubah wajahnya menjadi hitam melihat kelesuanku di sudut ruang yang sunyi. Tanpa banyak berbicara lagi aku langsung bergegas untuk melihat wajah ayah yang sudah tiada untuk terakhir kalinya. Perlu di ketahui, aku sudah lama tidak bertemu dengan ayah, karena kesibukan kuliah di sebuah kota kecil di daerahku. Aku sudah cukup lama tidak berjumpa dengan beliau dan bahkan semasa hidupnya juga aku kurang mendapat “perhatian” dari beliau, tapi itu tidak masalah bagi aku. Mungkin karena sibuk untuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarga kecilnya yaitu ibu, aku dan adik-adikku. Aku hanya bisa berjumpa dengan