Bansa Teuleubeh +

Aceh. Apa yang terlintas apabila mendengar kata-kata ini. Kebanyakan dari kita pasti akan mengingat Tsunami 2004. Ada juga yang mengatakan bahwa Aceh adalah salah satu provinsi paling ujung di pulau sumatera. Ada juga yang berpendapat bahwa Aceh sebagai daerah rawan pemberontakan. Semua pendapat diatas memang benar adanya.
Bagi saya, Aceh itu mempunyai banyak keistimewaan. Keistimewaan itu terletak pada segala aspek kehidupan, baik di bidang sosial kemasyarakatan yang kompleks, budaya juga keagamaan. Tabiat kosmopolitan yang menerima perubahan dari luar menempatkan Aceh sebagai salah satu daerah yang sangat maju pada masanya. Apabila banyak yang masih belum percaya dengan hipotesa saya, mari kita telaah bersama-sama kebenaran tersebut.
            Aceh merupakan satu-satunya bangsa Melayu Nusantara yang mampu mengalahkan Belanda pada penyerbuan pertamanya pada tahun 1874 silam. Dan berita kekalahan Belanda tersebut di muat di kepala Koran New York Times. Sehingga berita ini mengguncang seluruh Eropa. Bangsa Aceh juga merupakan bangsa pertama yang meng”akuisisi” hukum Islam sebagai hukum Negara di Nusantara. Lalu bangsa Aceh juga adalah bangsa yang paling terakhir menyerah kepada belanda dalam masa penjajahannya. Selanjutnya Aceh juga menjadi satu-satunya kerajaan Melayu yang mempunyai hubungan bilateral dengan beberapa negara Eropa dan Amerika.
            Dimasa awal-awal kemerdekaan, Aceh adalah donatur utama pembel;ian Pesawat untuk kepentingan transportasi kenegaraan dan juga penyelamat Negara Indonesia yang baru seumur kacang. Aceh juga satu-satunya wilayah Indonesia yang paling telat bergabung dengan wilayah Republik Indonesia. Walaupun ini tidak di publikasi di dalam buku sejarah SMP maupun SMA.
            Untuk masalah perang, Aceh juga tidak kalah. DI/TII dan juga Republic Islam Aceh-nya Daud Beureueh telah membuktikannya. Walupun ikrar Lamteh mengakhiri konflik politik itu. ASNLF dengan Muhammad Hasan Tiro sebagai Presiden juga tidak kalah panas untuk di bicarakan. Belum lagi Daerah Operasi Militer di era Orde baru menjadi ladang genoside Muslim terbesar di Asia Tenggara. Aceh juga di kenal dengan manusianya yang sangat gemar berperang walaupun hanya bersenjatakan rencong di pinggang. Yang penting perang.
            Dalam bidang administrasi kenegaraan, Aceh juga merupakan saatu-satunya provinsi yang di jadikan ibukota Negara di dua daerah berbeda, yaitu Bireuen dan Banda Aceh. Lagi-lagi tidak dipublikasi kebenarannya. Aceh juga menjadi nadi pewartaan terakhir ke-eksis-an Republiken melalui radio Rimba Raya nya.
            Dalam hal keagamaan, Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang mempunyai tanah “pribadi” di Mekkah. Aceh juga daerah pertama yang membelakukan syariat islam dalam tata hukum kedaerahannya.
            Dalam hal kekompakan, Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang mampu menggiring pengunjuk rasa sebanyak 2 juta orang ke ibu kota provinsinya. Tentunya, Referendum 1999 belum hilang ingatan kita. Untuk menurunkan Soeharto saja butuh mahasiswa seluruh jawa. Namun di Aceh, ceritanya beda.
            Juga dalam hal perpolitikan, Aceh adalah daerah yang mampu menyelesaikan konflik  30 tahun (terpanjang dalma sejarah Indonesia) dengan win-win solution. Dan kemudian ini menjadi role model penyelesaian konflik di beberapa daerah lainya. Juga melahirkan pemilu yang bisa mengusung calon independen tanpa partai untuk pemilihan kepala daerahnya. Pertama di Indonesia, juga menjadi role model untuk demokrasi di wilayah lainnya.
            Maka tidaklah salah apabila kita (sendiri) berpendapat bahwa bansa aceh : bangsa teuleubeh ateuh rueng donya (bangsa aceh adalah bangsa yang mempunyai banyak kelebihan di dunia ini)

   

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

(Karena) Lelaki itu Tukang Olah

Syam S.H.E.A : PSK Muda