Sepakbola : Wadah Berharga Untuk Saling Menghargai
#Respect |
Sepakbola di zaman modern, sangat mengedepankan sikap saling menghargai, sikap anti rasisme. Melalui sepakbola, kita sering melihat dan mendengar kampanye perdamaian di sampaikan. Kita belum lupa mungkin bagaimana F. Kanoute, pemain Sevilla, menunjukkan solidaritasnya terhadap masyarakat palestina. Kita juga tidak menampik, bagaimana CR7 rela datang ke Aceh hanya untuk bertemu Martunis salah satu korban tsunami Aceh pada tahun 2004 silam. Dan sekarang banyak juga muncul yayasan sepakbola yang banyak membantu masyarakat di beberapa negara ketiga.
Dalam
sepakbola juga kita juga mengenal derby
panas yang mempunyai tensi permainan yang sangat panas. Kontak fisik yang
kurang wajarpun seringkali terjadi. Ada bahkan yang harus istirahat panjang
akibat benturan-benturan yang tidak di sengaja. Ini di lakukan untuk
mendapatkan sebuah kemenangan. Kemenanagan yang di persembahkan untuk prestise sebuah klub dimana pemain itu
bernaung. Di atas lapangan, mereka para pemain adalah serdadu yang beerani mati
demi mendapat tiga poin untuk klub ataupun negaranya. Apakah ini berlanjut
sampai keluar lapangan? Tentu saja tidak. Contohnya saja, derby panas nomor dua
di muka bumi ini, El Classico, antara
Real Madrid dan Barcelona. Kerap kali Pedro Rodriguez di langgar oleh Sergio
ramos.
Ataupun Carles puyol acap kali kontak fisik dengan Xabi Alonso. Mereka
tidak jarang terlibat adu mulut sehingga berbuah kartu kuning ataupun kartu
merah. Namun yang terjadi diluar lapangan, setidaknya setelah pertandingan
berlangsung, mereka langsung bersalaman. Dan di kesehariannya mereka sering
berkumpul bersama.
No Fair Play without Respect |
Di
dalam sepakbola pula, tidak jarang seorang pemain mengidolakan klub yang
menjadi musuh bebuyutan klub yang di belanya. Ada beberapa pemain Liverpool
yang menjadi fans klub Mersyside Biru, Everton. Begitu juga sebaliknya.
Walaupun mereka menjadi fans berat di salah satu klub tersebut, mereka tetap
bermain secara professional untuk membela klub yang dinaunginya. Tidak pernah
saya mendengar kabar, bahwa klub yang menjadi idola si pemain di untungkan
karena si pemain ini bermain tidak profesioanl. Dengan kata lain menguntungkan
klub lawan.
Apakah
ini dilarang dalam sepakbola? Tentu saja tidak. Itu hak si pemain yang di beri kebebasan untuk menjadi fans klub
mana saja, asalkan dia bisa berlaku secara professional di atas lapangan. Sikap
profesionalitas inilah yang sangat di junjung tinggi oleh para pemain, walaupun
mereka hanya pemain yang kebintangannya belum bersinar.
Selanjutnya
kita berbicara tentang pemain ke 12 yaitu suporter. Sebuah klub sepakbola tanpa
suporter itu bagaikan tubuh manusia tanpa jantung. Suporter inilah yang
bertugas memompa semangat para pemain di atas lapangan hijau. Mereka adalah
kunci untuk keberlansungan semangat pemain. Merekalah yang tanpa henti-hentinya
menyanyikan yel-yel pemantik semangat baik dikala menang ataupun kalah. Mereka
sebagai supporter sangatlah loyal kepada sebuah klub. Mereka selalu memadati
stadion temapt dimana pertangdingan berlansung. Bahkan ada juga yang rela
mengantri berjam-jam untuk mendapatkan tiket demi sebuah pertandingan klub
kesayangannya.
Kita
mungkin sangat akrab dengan jargon "Jangan Dukung Kami Saat Kami
Menang, Jika Kalian Menghujat Kami Disaat Kami Kalah." Pesan yang
disampaikan oleh pemain kepada supporter ini begitu berarti. Di sini pemain
sepakbola ingin menyampakan bahwa bagitu berharga supporter untuk
keberlansungan karir si pemain dan juga klub yang di dukungnya. Sang pemain
menginginkan agar supporter selalu bersatu untuk mendukung tim kesanyangan
walapun dilanda kekalahan.
Apakah
supporter sepakbola bisa berlaku semau mereka? Tentunya tidak. Mereka juga di
atur dalam peraturan peraturan yang bersifat baku dan mengikat. Mereka di
haruskan menjunjung tinggi aturan-aturan yang berlaku. Saling menghargai antara
satu dengan lain, baik itu pemain, klub bahkan supporter lawan. Apabila mereka
melanggar ketentuan yang telah di sepakati, maka mereka juga akan mendapatkan
hukuman yang setimpal. Bahkan juga tidak jarang, akibat ulah supporter nakal,
klub sepakbola yang mereka dukung juga terkena imbasnya. Pernah kejadian,
beberapa klub sepakbola yang harus membayar denda akibat suporternya yang
bertindak anarkis. Bisa dibayangkan bukan, bagaimana tingkat kompleksitas
sebuah aturan di atur dalam dunia sepakbola.
Comments
Post a Comment