Ra, Dengarkan Saja
Namun
sekali lagi aku ingin perjelas padamu, aku benar-benar kagum padanya. Bukan
karena kecantikannya, tapi hatinya. Sekali waktu pernah ku mendengar dia
bercerita pada temannya, “Aku benar-benar kotor,” begitu kira-kira kata-kata
yang terlontar dari mulutnya. Dalam pikirku, berkata, “Kau begitu indah, meski
kau masih kotor.” Tentang kagum ku padanya dimulai begitu saja. Ku lihat
sekilas dan langsung jatuh kagum. Aku tak tahu alasan apa yang tepat untuk
menerangkan perihal kagum ini.
***
Dua
minggu setelah kita berjumpa hari itu, Ra, aku melihatnya lagi. Dia berdiri
berkelakar ria. Masih di tempat yang sama. Pohon pinus yang sama, tapi dengan
orang yang berbeda. Kali ini dengan seorang lelaki. Tingginya lebih dari tinngi
aku, perawakannya lebih kurang sepertiku. Oblong biasa, dengan sandal yang
menjepit kaki. Aku tak tahu siapa dia, tak pernah ku lihat sebelumnya. Ku coba
menerka, tapi ku tak mampu sampai ke sana. Pun begitu, rasa kagumku masih
bertambah tambah. Dua sampai tiga kali ku rasa.
Ra,
kau masih mau mendengar cerita ku bukan? Kau kan sahabat aku, walaupun aku
sering tidak perduli terhadapmu, tapi kali ini kau harus mendengar habis cerita
ini. Cerita tentang kekagumanku pada gadis itu. Ku rasa tidak cukup sekali ku bercerita
ini padamu. Jika kau bosan, Ra, kau bilang saja, jangan ragu. Ra, sekalipun kau
bosan, tidak ada tempat lain bagiku untuk bercerita tentang ini dengan yang
lain.
***
Ra,
jangan kau tatap aku begitu, aku tahu kau cemburu. Hilangkan rasa itu, ini
tidak ada sangkut-pautnya tentang perasaan kita di masa lalu, ini tentang masa
depan aku, kamu dan si gadis itu. Kau tidak rela bukan, kita membohongi
perasaan kita dalam ketidakpastian. Ku rasa kau paham itu, aku belajar banyak
darimu.
Ra, kau pernah berujar, ceritakan segalanya padaku,
walaupun iu sakit. Ya, kali ini aku hendak bertaruh jujur padamu. Ku tahu tak
tertarik mendengarnya, tapi paksakan dirimu sejenak untuk cerita ini. Ra, kau
masih mendengarkan aku kan. Atau pun ku cukupkan saja untuk sekarang, lain kali
akan ku ceritakan lebih banyak lagi tentang hari-hari selanjutnya dengan gadis
di bawah pohon pinus ini. Aku janji padamu, Ra.
Comments
Post a Comment