Kami dan Tanah yang Dijanjikan
Source Image : |
Aku
dan beberapa teman lainnya berkembang dengan pesat. Tubuh kami tinggi besar.
Warna kami sangat hijau. Para cacing tanah yang membantu kami mencari makan.
Makanan di tanah ini sangatlah lezat. Majikan manusia kami tidak perlu menjaga
pertumbuhan kami. Mereka tidak perlu memberi asupan gizi tambahan. Kami sangat
mandiri ditanah ini. ini kemungkinan tanah yang yang dijanjikan Tuhan untuk
kehidupan kami. Majikan kami hanya sekali-kali melihat keadaan kami.
Mereka
tinggal menunggu tiga bulan lagi untuk
mengeruk hasil dari daunku. Aku sudah tentu dengan sukarela memberi kepuasan
bagi mreka. Seringkali, ketika panen, daunku dijemur terlebih dahulu. Lalu
dipaketkan dalam bungkusan koran bekas. Ketika pemaketan, mereka sangat jeli
dalam melihat kualitasku. Kebetulan aku tumbuh besar ditanah ini. Tanah yang
dijanjikan Tuhan untuk semua keluargaku. Mereka berani menghargaiku setinggi
langit. Sejumput daunku ku saja dihargai hingga ratusan ribu. Apalagi bila
daunku dipaketkan dalam berpuluh-puluh paket. Tentunya bisa membeli peralatan
perang yang mumpuni.
****
Hari
yang dinanti-nanti hampir saja tiba. Ini sudah memasuki minggu ke-22. Tinggal
menunggu dua minggu lagi. Beberapa hari belakangan, mereka sudah sangat sering
megunjungi kami. Aku sudah hafal betul dengan wajah-wajah mereka. Jumlahnya
empat orang. Yang satu berwajah putih bertubuh kekar, hampir sama dengan yang
kedua. Tapi ini agak lebih gemuk. Kelihatannya mereka kembar. Yang ketiga,
mempunyai perawakan tinggi ceking di balut dengan kulit yang hitam. Dan yang
terakhir, masih anak-anak. Menurut dugaanku, ia berumur 12 tahun.
Setiap
kali mereka menyambangi komunitas kami, mereka selalu bersilang pendapat.
Biasanya tentang bagi hasil hasil pemanenan aku dan keluargaku. Tapi pada
akhirnya mereka selalu berbaikan dan berpesan untuk sebisa mungkin menghindari
makhluk berbaju seragam coklat. Aku sendiri tidak mengerti, mengapa makhluk
berseragam coklat begitu menyeramkan bagi mereka berempat.
****
Aku
sedang harap-harap cemas. Ini sudah minggu ke 24. Mereka yang biasa menjengukku
belum juga datang. tidak ada kabar apa-apa dari mereka. Hanya saja, dua hari
yang lalu, aku melihat seorang yang berperwakan tinggi tegap menyambangi
tetanggaku di sudut lahan. Aku tidak mengenal dia. Aku menduga, itu makhluk
berseragam coklat yang sering mereka bicarakan.
Aku
tidak ambil peduli. Aku hanya mendo’akan, mereka, kumpulan majikanku kembali di
saat yang tepat dan membuat aku dan keluargaku menjadi berharga di dunia sana.
Aku ingin merebut kembali tahta yang sekarang sudah direbut oleh serbuk putih
impor. Aku dan keluarga ingin membuktikan bahwa kami lebih berharga dari barang
impor itu.
Betapa
tidak, didaerah ini, serbuk putih telah menggantikan tempat kami di hati para
penikmatku dahulu. Kami sudah kalah pamor. Aku yakinkan diriku dan keluarga
untuk tetap bersaabar dan tahta yang runtuh akan segera kami bangun kembali.
Kami sangat yakin itu.
****
Selasa,
hari menurut penanggalan masehi. Aku sudah berumur enam bulam lebih 4 hari. Aku
masih ingat betul ketika aku dan keluargaku di tabur di tanah ini. aku sudah
siap panen. Aku sudah siap melanglang buana. Aku sudah siap mengarungi seluruh
isipikiran mereka-mereka yang putus asa. Kenikmatan yang tiada tara adalah
keunggulun kami. Dan kami sudah siap untuk membuktikan diri.
“Semua bersiap. Amankan seluruh
lokasi. Jika ada yang mencurigakan, langsung tangkap. Pastikan semua batang
ganja itu di bumi hanguskan”.
Suara itu terdengar sayup-sayup di
telingaku. Dan benar saja, sekumpulan mereka yang berseragam coklat telah
mengepung rumah kami. Mereka sudah bersiap dengan pakaian dan senjata lengkap.
Kami sudah terkepung. Beberapa dari kami pun sudah mulai dimatikan. Dimulai
dari sudut kiri tanah ini.
Do’a
yang ku pinta diwaktu yang lalu
sepertinya tidak diterima oleh Tuhan. Aku dan keluarga kembali gagal
mengelamkan kehidupan mereka yang katanya bunga bangsa. Kami gagal sepenuhnya. Keyakinan
hati tentang tanah ini selalu besar. Karena tanah ini, tanah yang dijanjikan
Tuhan untuk anak cucu kami. Kami bangsa Ganja akan selalu berjaya di tanah ini,
tanah Rencong.
Comments
Post a Comment